![]() |
review novel THE BEAUTIFUL FLAW |
Judul : The Beautiful Flaw
Penulis : Aria Sardjono
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tebal : 173 halaman
Sinopsis :
Katnis, seorang Orthopedagog yang masih single di usia tiga puluh tahun – ia menunggu cinta sejatinya, Shean, untuk masuk ke dalam hatinya. Dia tahu dia tidak cantik, matanya bulat besar, bibir lebar, rambut lurus panjang, dan kelebihan bobot sekitar sepuluh kilogram di tinggi badan seratus enam puluh lima sentimeter, membuatnya tampak kurang proporsional untuk hitungan berat tubuh ideal. Di tengah penantiannya, Katnis memutuskan untuk mengambil risiko menjalani pernikahan gadungan demi menolong Oma Irene, yang memohon agar dia menikahi cucunya, Reinald. Akankah Shein tahu perasaannya? Atau diam-diam Katnis akan jatuh hati pada Reinald, calon CEO muda dan tampan?
Review :
Novel metropop yang tidak terlalu tebal ini cukup
menghibur untuk dibaca. Saya menghabiskannya dalam waktu 2,5 jam. Meskipun
temanya umum yaitu tentang pernikahan karena perjodohan, tapi sebenarnya cerita
tentang kehidupan pernikahannya itu sendiri baru dimulai di pertengahan novel.
Penulis menceritakan secara panjang lebar latar belakang kehidupan Katnis. Dan
saya menikmati membacanya karena gaya berceritanya mengalir dan sederhana,
tidak berat dan juga tidak membosankan. Banyak sekali diceritakan pengalaman
Katnis yang seorang Orthopedagog dalam menangani pasien-pasiennya. Orthopedagog adalah seorang terapis untuk mengatasi kesulitan belajar khusus pada anak. Betul-betul
menambah pengetahuan baru tentang penanganan anak-anak yang terlambat
perkembangan otaknya.
Katnis, digambarkan sebagai seorang perempuan pintar,
mandiri, dewasa dan berjiwa sosial tinggi. Masa kecilnya bahagia bersama dengan
seorang pria yang dipanggilnya Ayah, karena faktanya Katnis tidak pernah tahu
siapa ayah ibu kandungnya. Yang dia kenal sejak kecil hanya Ayah yang sangat
mengasihinya. Bagianya, dalam hidupnya ayahnya seorang sudah lebih dari cukup.
Sampai akhirnya umur tujuh tahun Ayahnya meninggal dan Katnis dititipkan di
panti asuhan karena tidak ada satupun dari keluarga Ayahnya yang mau
‘menampungnya’. Umur sebelas tahun Katnis diadopsi oleh keluarga baik-baik dan
harmonis. Dia akhirnya memiliki ayah, ibu dan seorang kakak laki-laki bernama
Gavin. Kakaknya ini memiliki seorang sahabat bernama Shean, yang merupakan
cinta pertama Katnis dari kecil. Tapi malangnya Shean tidak pernah melihatnya
sebagai perempuan. Bahkan di mata keluarganya, Katnis ini hanyalah perempuan ‘tidak
laku’ karena belum pernah punya pacar, tidak bisa berdandan dan penampilannya
tidak menarik. Padahal Katnis adalah seorang Orthopedagog yang hebat dan sangat
mencintai pekerjaannya.
Ketika cintanya pada Shean mulai menunjukkan sedikit titik
terang, Shean justru langsung memadamkannya dengan kehadiran Naya, mantan pacar Shean.
Dalam keadaan patah hati, Katnis akhirnya menerima seorang murid down syndrome berusia
tiga puluh empat tahun, bernama Gerwin, anak dari keluarga kaya raya dan
terpandang di Indonesia. Tujuan Katnis supaya kondisi patah hatinya bisa cepat pulih dengan menyibukkan diri dalam pekerjannya. Dari situlah, Katnis berkenalan dengan Reinald,
saudara kembar Gerwin, seorang yang tampan dan kaya raya, pewaris bisnis
keluarganya. Reinald yang harusnya menikah dengan wanita pilihannya mendadak
batal dan akhirnya Katnis yang harus menikah dengannya atas permohonan Oma Irene,
Oma nya Reinald.
“Kau pasti adalah hukuman atas dosa-dosaku” begitu kata
Reinald kepada Katnis. Miris banget ya. Sedangkan Katnis menerima perjodohan
itu karena alasan kemanusiaan (kasihan dengan Oma Irene yang sudah begitu baik pada Katnis dan jatuh sakit akibat pembatalan pernikahan cucunya) dan
karena Katnis perlu melarikan diri akibat patah hati dari Shean.
Pernikahan terpaksa ini akhirnya diketahui oleh Shean dan
di hari H, Shean berusaha mencegahnya dan akhirnya mengakui bahwa dia mencintai
Katnis. Dan di ruangan tempat pengantin wanita didandani, terjadi kesepakatan
antara Shean-Katnis-Reinald bahwa pernikahan ini hanya sementara. Shean meminta
Katnis untuk menjaga hati, sedangkan Reinald sendiri memberikan jaminan dengan
berkata, “Aku hanya meminjam dia sebentar, Bung! Setelah semua urusanku
selesai, kau bisa ambil dia lagi”. Tapi benarkah itu yang terjadi? Sementara di
sisi Shean ada Naya yang tidak mungkin ditinggalkan oleh Shean.
Tema novel ini memang sudah umum banget, yaitu pernikahan
karena perjodohan. Kebanyakan novel romance yang saya baca dengan tema yang sama, tokoh wanitanya
adalah pihak yang ‘teraniaya’ dimana tokoh prianya seorang yang tampan dan kaya
raya sedangkan tokoh wanitanya kebalikannya. Membosankan sekali. Tapi di novel
ini tidak ada adegan dimana Katnis menangis, sakit hati akibat perlakuan
semena-mena Reinald. Tidak ada sama sekali. Justru Katnis disini digambarkan
sebagai smart woman yang mampu menghadapi Reinald dengan manis. I love you, Katnis hehe...
Ceritanya mengalir ringan, terkesan lucu sarkatis apalagi pas cerita
pertikaian Reinald dan Shean dalam memperebutkan Katnis. Jadi bagaimana akhirnya? Siapa yang dipilih oleh Katnis? Baca sendiri yaaa...won't regret deh.
Post a Comment